Keliru, Klaim bahwa Nikola Tesla Menyatakan Frekuensi Suara Dapat Menyembuhkan Penyakit

Kamis, 25 Juli 2024 18:50 WIB

Keliru, Klaim bahwa Nikola Tesla Menyatakan Frekuensi Suara Dapat Menyembuhkan Penyakit

Sebuah akun Facebook [arsip] mengunggah sebuah video dengan narasi bahwa frekuensi suara tertentu dapat menyembuhkan tubuh yang sakit.

Narator video ini mengatakan “ Dokter gak mau kamu tau soal fakta ini, setiap masalah yang terjadi dalam tubuh kamu, ada frekuensi yang bisa nyembuhin. Nikola Tesla sendiri bilang, "Kalau kamu mau menemui rahasia alam semesta, pikirin soal frekuensi. Kalau kamu punya masalah tidur, dengerin frekuensi 3 Hz. Frekuensi yang bikin relax ini bakal bikin tiburninya. Kalau kamu punya anxiety, dengerin frekuensi 432 Hz. Getaran harmonis ini bakal bikin kalem otak kamu yang resah dan gak bisa berhenti mikir. Kalau kamu merasa gak enak badan, dengerin frekuensi 528 Hz. Yang bakal bantu nyembuhin kamu. Karena membantu memfasilitasi regenerasi soal tubuh. Kalau ada bagian tubuh yang sakit, dengerin frekuensi 147 Hz. Yang bisa meringankan rasa sakit kamu. Kalau kamu kurang berenergi, dengerin frekuensi 417 Hz. Daya tahan tubuh kamu dan energi kamu akan meningkat.”

Sejak diunggah video ini mendapatkan 32,4 ribu suka, 486 komentar dan bagikan 10 ribu kali oleh pengguna Facebook. Benarkah mendengarkan suara dengan frekuensi tertentu dapat sembuhkan penyakit? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Advertising
Advertising

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim ini dengan sumber terbuka dan pernyataan pakar.

Klaim 1: Tentang Nikola Tesla

Narator dalam video ini mengutip Nikola Tesla “Kalau kamu mau menemui rahasia alam semesta, pikirin soal frekuensi”. Nikola Tesla (1856-1943) merupakan Insinyur dan fisikawan Serbia-Amerika, penemu terobosan dalam produksi, transmisi, dan aplikasi tenaga listrik. Ia menciptakan motor arus bolak-balik (AC) pertama dan mengembangkan teknologi pembangkitan dan transmisi AC.

Penelusuran Tempo menemukan kutipan atau quote yang diklaim dari Nikola Tesla banyak ditulis di website dan media sosial. Namun kutipan tersebut tidak menunjukan referensi yang kredibel. Satu-satunya sumber yang dirujuk adalah pernyataan Ralph Bergstresser yang mengklaim telah mendengar hal ini dari Tesla dalam sebuah percakapan.

Satu-satunya buku yang ditulis Nikola Tesla sendiri berjudul “My Inventions". Buku ini merupakan autobiografi yang berisi perjalanan kehidupan, upaya pertama dalam penemuan, penemuan medan magnet yang berputar, koil dan transformator Tesla, pemancar pembesar, dan beberapa percobaan lainnya. Buku ini dapat dibaca di link ini. Buku lain yang dianggap komprehensif membahas ide Tesla ditulis oleh W. Bernard Carlson berjudul “Tesla: Inventor of the Electrical Age”.

Sejumlah kutipan Tesla dipublikasikan pada laman IEEE, yang dikelola oleh asosiasi profesional teknik elektronika, teknik elektro, dan disiplin ilmu terkait di Amerika. Tidak ditemukan quotes terkait rahasia alam dan frekuensi. Walau sering ditemukan di berbagai publikasi, klaim kutipan tersebut tidak dapat dibuktikan secara sahih bersumber dari Tesla.

Klaim 2: Frekuensi Suara Dapat Menyembuhkan Penyakit

Tempo menemukan video yang diunggah akun Facebook tersebut di atas identik dengan video yang beredar di TikTok. Narasinya sama persis, yang berbeda hanya naratornya.

Dilansir Logically Fact, konsep penggunaan frekuensi tertentu, yang sering disebut sebagai “frekuensi Hz”, untuk manfaat kesehatan telah dikaitkan dengan berbagai praktik pseudosains dan pengobatan alternatif. Namun, pernyataan ini telah lama diperdebatkan, karena bukti ilmiah pendukung tidak tersedia dan dianggap tidak kredibel.

Profesor Produksi dan Teknik Musik di Berklee College of Music Susan Rogers kepada Logically Facts mengatakan "Sistem saraf kita bergetar dengan gelombang aktivitas tersinkronisasi yang berlangsung sepanjang waktu; tidak berarti bahwa mendengarkan frekuensi tertentu akan membuat sistem berperilaku dengan cara tertentu. Frekuensi suara dan warna sama sekali tidak istimewa," kata Rogers.

Ia juga menjelaskan, perbedaan utama antara yang masuk akal dan yang tidak masuk akal adalah bahwa ketika sesuatu itu benar terjadi di alam, kita bisa memprediksi kapan, di mana, bagaimana, dan pada siapa hal itu akan terjadi.

“Jika sebuah teknik dapat menyembuhkan satu orang, maka teknik tersebut seharusnya dapat menyembuhkan orang lain. Jika klaim ini benar, maka akan ada bukti yang dipublikasikan di jurnal sains yang telah ditelaah sejawat. Sejauh ini, belum ada,” lanjutnya.

Dalam jurnal berjudul “The effect of auditory stimulation using delta binaural beat for a better sleep and post-sleep mood: A pilot study” dijelaskan bahwa stimulasi pendengaran dengan delta binaural beat merupakan metode yang murah dan alternatif untuk pengobatan. Pada penelitian ini, stimulasi pendengaran dengan delta binaural beat meningkatkan parameter tidur seperti kegagalan tidur, jumlah terbangun, durasi tidur yang sebenarnya, kualitas tidur, dan perasaan setelah bangun tidur.

Meskipun dalam penelitian ini musik dan suara dapat membuat rileks dan berdampak positif pada suasana hati dan emosi, klaim bahwa frekuensi tertentu secara langsung mempengaruhi penyembuhan fisik atau regenerasi tubuh tidak didukung oleh penelitian ilmiah yang ketat. Riset ini masih terbatas dan bukti-bukti ilmiah belum komprehensif. Oleh sebab itu musik atau suara tidak boleh dianggap sebagai pengganti perawatan atau terapi medis berbasis bukti.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan klaim pernyataan Nikola Tesla bahwa frekuensi dapat menyembuhkan penyakit adalah keliru.

Nikola Tesla memang bekerja meneliti frekuensi dan medan elektromagnetik. Namun tidak ditemukan kutipan Tesla terkait rahasia alam dan frekuensi. Walaupun sering ditemukan di berbagai publikasi, klaim kutipan tersebut tidak dapat dibuktikan secara sahih bersumber dari Tesla.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id