Keliru, Narasi Tentang Enam Kebiasaan setelah Makan Penyebab Stroke
Kamis, 16 Mei 2024 18:34 WIB
Sebuah video beredar di Facebook, Instagram, dan TikTok, yang berisi narasi terdapat enam kebiasaan setelah makan yang bisa menyebabkan sakit stroke.
Video itu memperlihatkan infografis yang menerangkan kebiasaan-kebiasaan setelah makan yang diklaim dapat menyebabkan seseorang terserang stroke. Kebiasaan-kebiasaan itu adalah langsung mandi, langsung tidur, langsung minum teh, langsung makan buah, langsung olahraga, atau langsung berenang.
Di TikTok, video itu juga disertai promosi obat herbal. Namun, benarkah enam kebiasaan setelah makan itu bisa menyebabkan stroke?
PEMERIKSAAN FAKTA
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (FIK UM Surabaya), Firman, menjelaskan ada dua penyebab terjadinya stroke. Pertama hemoragik atau perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah di otak.
Hal itu menyebabkan terjadi kerusakan pada sel-sel otak, sehingga fungsinya terganggu. Gangguan yang bisa muncul misalnya kelumpuhan, hilangnya panca indra, atau fungsi bagian tubuh lainnya.
Kedua, stroke yang disebabkan adanya sumbatan alias emboli. Biasanya gaya hidup kurang sehat yang lambat laun membuat lemak menumpuk dan membentuk plak di pembuluh darah. Hal itu mengganggu metabolisme tubuh.
Suatu saat plak-plak itu akan terlepas dan mengalir, yang akan menimbulkan bahaya lain bila masuk ke pembuluh darah otak. Karena hal itu menyebabkan terjadi sumbatan pembuluh darah otak yang menghalangi aliran oksigen yang kemudian merusak sel-sel otak, dan menyebabkan stroke.
Dia mengatakan kebiasaan setelah makan langsung melakukan mandi, minum teh, dan berenang dikaitkan dengan penyebab stroke adalah klaim keliru. Selain itu, langsung olahraga setelah makan memang tidak dianjurkan, namun tidak berkaitan dengan stroke.
“Jadi nggak (jangan) setelah makan langsung minum dan berolahraga, (kebiasaan) itu juga kurang tepat. Tapi bukan berarti akan langsung menyebabkan stroke,” kata Firman pada Tempo melalui pesan, 15 Mei 2024.
Kebiasaan makan buah-buahan setelah makan juga tidak berbahaya. Justru kebiasaan itu baik untuk kesehatan, terutama buah yang mengandung vitamin yang larut dalam lemak, yakni vitamin A, D, E dan K.
Kemudian, kebiasaan setelah makan langsung tidur juga tidak tepat jika dibilang bisa menyebabkan stroke. Keterangan yang tepat ialah, kebiasaan langsung tidur setelah makan bisa menyebabkan obesitas. Lemak yang terkumpul di pembuluh darah lah yang dapat menyebabkan stroke.
“Bukan berisiko mengalami stroke, tetapi nanti prosesnya akan lama. Sebetulnya lebih tepatnya adalah mengarah pada obesitas, atau kenaikan berat badan. Nanti kaitannya juga penimbunan lemak, bisa berisiko terjadi sumbatan,” kata dia lagi.
Kebiasaan Penyebab Stroke
Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), stroke atau serangan otak adalah kondisi tersumbatnya suplai darah ke bagian otak atau pecahnya pembuluh darah di bagian otak.
Setiap tahun, rata-rata 795 ribu orang di negeri tersebut terserang stroke. Dari data yang mereka miliki, genetik dan riwayat kesehatan keluarga, usia, jenis kelamin, serta ras tertentu, kemungkinan berpengaruh pada risiko terserang stroke.
Beberapa perilaku masyarakat di sana yang meningkatkan risiko stroke di antaranya, biasa mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol. Juga terlalu banyak makan garam.
Selain itu, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak minum minuman beralkohol, dan konsumsi tembakau. Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah yang meningkatkan risiko stroke.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan kebiasaan setelah makan, yakni langsung mandi, langsung tidur, langsung minum teh, langsung makan buah, langsung olahraga, dan langsung berenang, bisa menyebabkan stroke, adalah klaim keliru.
Kebiasaan yang meningkatkan risiko stroke di antaranya biasa mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak minum minuman beralkohol, serta konsumsi tembakau.
TIM CEK FAKTA TEMPO
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id