Menyesatkan, Konten yang Menyebut Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid-19 Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit

Jumat, 1 Maret 2024 12:14 WIB

Menyesatkan, Konten yang Menyebut Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid-19 Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit

Sebuah akun Instagram mengunggah tangkapan layar berita dengan judul “Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid-19 Bikin Tubuh Lemah dan Mudah Sakit”.

Diunggah pada tanggal 28 Februari 2024, unggahan ini telah mendapatkan 338 suka dan 15 komentar dari pengguna Instagram.

Benarkah klaim ini? Berikut pemeriksaan faktanya.

PEMERIKSAAN FAKTA

Advertising
Advertising

Hasil penelusuran Tempo menunjukkan bahwa video tersebut tangkap layar berita tersebut diambil dari media daring Inilah.com. Berita ini diunggah pada tanggal 28 Januari 2023.

Tempo menemukan klaim dan unggahan serupa juga beredar pada bulan Juli 2023 di media sosial.

Berdasarkan penelusuran Tempo, artikel yang ditulis Inilah.com ini merupakan terjemahan dari artikel berjudul “CDC Deputy Director Admits COVID-19 Shots Causing “Debilitating Illnesses” in Some” yang dipublikasikan oleh The Maine Wire, 27 Januari 2023.

Laman The Maine Wire menjelaskan bahwa CDC Deputy Director atau Wakil Direktur CDC, Tom Shimabukuro, mengakui adanya debilitating illnesses atau “sakit akibat melemahnya kondisi tubuh” setelah menerima suntikan mRNA (vaksinasi COVID-19).

Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan ke-178 Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait yang diselenggarakan U.S. Food and Drug Administration pada tanggal 26 Januari 2023.

Namun kutipan pernyataan ini hanya dicuplik sebagian sehingga lepas dari konteksnya. Dalam video (jam ke-6:59:51), Tom Shimabukuro menjawab pertanyaan dr Hayley Gans terkait adanya laporan bahwa ada orang yang mengalami debilitating illnesses atau “sakit melemahnya kondisi tubuh” sebagai dampak potensial bagi yang telah divaksinasi Covid-19.

“Kami menyadari adanya laporan tentang orang-orang yang mengalami masalah kesehatan jangka panjang setelah vaksinasi Covid-19," jawab Tom Shimabukuro.

Shimabukuro mengatakan dalam beberapa kasus, presentasi klinis orang yang menderita masalah kesehatan ini bervariasi. Dan tidak ada penyebab medis khusus untuk gejala-gejala yang ditemukan tersebut.

Shimabukuro juga menyebutkan, bahwa CDC terus merekomendasikan agar semua orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penguat (booster) bivalen mRNA COVID-19.

“Dan saya rasa buktinya belum cukup untuk menyimpulkan bahwa ada masalah keamanan vaksin terkait stroke. Dan CDC merekomendasikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat mendapatkan penguat bivalen,” katanya.

Penjelasan Shimabukuro tersebut ditambahkan oleh Richard Forshee Wakil Direktur, Kantor Biostatistik dan Farmakovigilans, FDA. Ia mengatakan, masyarakat harus tahu bahwa FDA dan CDC memiliki beberapa sistem untuk mencoba mencari keamanan potensial pada vaksin.

“Jadi dengan adanya beberapa sistem yang ada, sama sekali tidak mengherankan jika kami terkadang mendapatkan sinyal dalam satu sistem tetapi tidak di sistem yang lain. Dan kami perlu melakukan kerja keras untuk mengevaluasinya dengan lebih ketat,” kata Forshee.

Dalam pertemuan tersebut, Tom Shimabukuro menggunakan frasa debilitating illnesses atau “sakit melemahnya kondisi tubuh”, tetapi ia tidak mengatakan penyakit seperti itu adalah efek samping yang dikonfirmasi dari vaksin COVID-19.

Ia mengatakan, menghormati laporan yang menyebutkan bahwa ada orang yang mengalami debilitating illnesses setelah menerima vaksinasi Covid-19. Namun, buktinya belum cukup untuk menyimpulkan laporan tersebut dengan vaksin Covid-19. Ia justru merekomendasikan setiap orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan penguat bivalen.

Tautan presentasi: https://www.cdc.gov/vaccines/acip/meetings/downloads/slides-2022-05-19/03-covid-shimabukuro-508.pdf

Dalam email yang diterima The Verify, CDC mengatakan bahwa mereka mengetahui beberapa laporan yang diserahkan ke VAERS terkait kejadian pasca imunisasi. Namun, laporan tersebut bervariasi dan tidak ada penyebab medis spesifik untuk gejala yang ditemukan.

"Saat ini, tidak ada data epidemiologi dari pemantauan keamanan yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 menyebabkan masalah kesehatan seperti ini," tulis CDC kepada VERIFY.

Dilansir WHO, vaksin mRNA telah dinilai secara ketat untuk keamanannya. Uji klinis telah menunjukkan bahwa vaksin ini memberikan respons kekebalan yang tahan lama.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video yang diberi keterangan “Wakil Direktur CDC Akui Vaksin Covid Membuat Tubuh Lemah dan Sering Sakit” adalah menyesatkan.

Tom Shimabukuro dalam video tersebut menggunakan frasa debilitating illnesses atau “sakit melemahnya kondisi tubuh”. Namun, ia tidak mengatakan penyakit seperti itu adalah efek samping yang dikonfirmasi dari vaksin Covid-19.

Dalam pertemuan tersebut ia mengatakan menghormati laporan yang menyebutkan bahwa ada orang yang mengalami debilitating illnesses, setelah menerima vaksinasi Covid-19. Namun, buktinya belum cukup untuk menyimpulkan laporan tersebut dengan vaksin Covid-19. Dia juga menegaskan bahwa CDC masih merekomendasikan bahwa setiap orang yang memenuhi syarat agar mendapatkan vaksinasi covid 19, baik yang pertama maupun booster.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id