Keliru, Klaim Bahwa 80 Persen Lansia Mati Karena Vaksinasi Covid-19

Jumat, 7 April 2023 12:42 WIB

Keliru, Klaim Bahwa 80 Persen Lansia Mati Karena Vaksinasi Covid-19

Sebuah akun media sosial Instagram mengunggah video pidato Dr. Peter McCullough mengenai lebih dari 80 persen lansia mati setelah vaksinasi. Hal itu diklaim ia sampaikan dalam acara Summit For Truth and Wellness.

Dalam analisis McLaughlin, sebanyak 86 persen kematian terjadi usai ia mengevaluasi data VAERS pada awal September 2021. Menurutnya, Covid-19 bukan lagi pembunuh. Omicron sangat ringan. Satu-satunya penyebab kematian sebagai kematian berlebih sekarang adalah vaksinnya.

Benarkah klaim bahwa 80 persen lansia mati setelah divaksin?

PEMERIKSAAN FAKTA

Advertising
Advertising

Dikutip dari ABC News berdasarkan data the Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lansia yang tidak divaksinasi berusia 80 tahun ke atas meninggal pada tingkat tertinggi 14,6 per 100.000. Lalu diikuti oleh lansia yang tidak divaksinasi berusia 65 hingga 79 tahun pada 5,68 per 100.000 .

Mereka yang berusia di atas 65 tahun yang divaksinasi tetapi tanpa booster yang diperbarui memiliki tingkat kematian tertinggi berikutnya sebesar 3,69 per 100.000 untuk mereka yang berusia di atas 80 tahun dan 0,71 per 100.000 untuk mereka yang berusia 65 hingga 79 tahun. Data menunjukan penurunan jumlah kematian.

"Sebelum vaksin, manula meninggal secara tidak proporsional tetapi perbedaan antara manula dan non-senior tidak terlalu besar," kata dr. Peter Chin-Hong, spesialis penyakit menular di University of California, San Francisco, kepada ABC News.

Chin-Hong mengatakan lebih banyak upaya perlu dilakukan untuk mendapatkan vaksin dan penguat bagi manula, seperti panti jompo dan pusat komunitas, seperti pada awal kampanye vaksinasi.

Media Independent merilis, program vaksinasi Covid-19 telah mencegah 10.400 kematian pada orang tua sejak dimulai, sebuah analisis baru menunjukkan.

Angka dari Public Health England (PHE) mengungkapkan ribuan nyawa telah diselamatkan di antara mereka yang berusia 60 tahun ke atas dalam waktu empat bulan. Dari 8 Desember 2020 hingga akhir Maret 2021, lebih dari 15 juta suntikan telah diberikan kepada orang dewasa dalam kelompok usia ini, kata PHE.

Menurut perkiraannya, 9.100 kematian dicegah pada mereka yang berusia 80 tahun ke atas, 1.200 dihindari pada mereka yang berusia 70 hingga 79 tahun, dan 100 nyawa diselamatkan pada mereka yang berusia 60 hingga 69 tahun.

Kesimpulannya manfaat vaksin COVID-19 lebih besar daripada potensi risiko pada populasi Lansia yang lemah, dan temuan kami tidak mendukung tindakan untuk mengecualikan lansia dari vaksinasi. Namun, pemantauan lanjutan vaksinasi COVID-19 masih diperlukan.

Menurut Epidemiolog dan Ahli Kesehatan Masyarakat dari Universitas Griffith Australia, dr. Dicky Budiman, vaksin tidak memiliki bukti signifikan menyebabkan kematian pada mayoritas kasus. Kematian pada lansia selama ini lebih banyak dikaitkan karena terinfeksi penyakit sebelum mereka divaksin.

“Klaim data yang diberikan tersebut, terjadi di awal ketika vaksin belum penuh diberikan. Mereka belum mendapat vaksin penuh, sudah terinfeksi kembali. Sementara kita tahu varian (SARS-CoV-2) itu terus ada," kata Dicky.

Bahkan data ilmiah justru membuktikan sebaliknya, angka kematian pada lansia bisa diturunkan secara global.

Andrew McCullough dan Misinformasi

Dr. Peter Andrew McCullough beberapa kali menyebarkan pernyataan yang tidak akurat dan berkontribusi pada penyebaran informasi yang salah tentang COVID-19. Pada 24 Maret 2023 misalnya, situs pemeriksa fakta isu kesehatan, Health Feedback membantah pernyataan McCullough tentang long COVID yang disebabkan oleh lonjakan protein yang terus-menerus di dalam tubuh.

Klaim berikutnya tentang lebih dari 1500 atlet menderita serangan jantung sejak vaksinasi COVID dimulai, dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya 29 per tahun, yang dibantah Australian Associated Press.

Daftar pernyataan McCullough yang pernah disanggah oleh pemeriksa fakta independen dapat dibaca lebih lanjut melalui Google Fact Check Tools.

KESIMPULAN

Hasil verifikasi unggahan yang mengklaim bahwa 80 persen lansia meninggal karena vaksinasi adalah keliru.

Data menunjukan manfaat vaksinasi lebih besar daripada potensi risiko pada populasi lansia.

TIM CEK FAKTA TEMPO

**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id