Keliru, Rusia Borong Alutsista Indonesia untuk Lawan Ukraina dan Amerika Serikat
Jumat, 17 Februari 2023 16:15 WIB
Sebuah video dengan narasi bahwa Rusia memborong tujuh alutsista Indonesia untuk digunakan melawan Ukraina dan Amerika Serikat, dibagikan oleh salah satu akun di Facebook pada 12 Februari 2023.
Pengunggah konten menampilkan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin duduk bersama. Selain itu terdapat kolase alutsista seperti tank di atas air dan di darat.
Hingga kini, Selasa, 14 Februari 2023, video tersebut sudah ditanggapi 1,6 ribuan pengguna Facebook, mendapatkan 62 komentar dan 93 ribu kali tayang. Namun, benarkah Rusia memborong 7 alutsista Indonesia untuk digunakan melawan Ukraina dan Amerika?
PEMERIKSAAN FAKTA
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, Rusia memang memesan tujuh kapal pabrikan Indonesia pada Maret 2018. Namun tidak ada pernyataan bahwa kapal itu akan digunakan untuk melawan Ukraina dan Amerika Serikat.
Kemudian pertemuan Joko Widodo dan Vladimir Putin dalam konten video itu tidak membahas soal pembelian senjata. Pertemuan tersebut membahas soal kerja sama di berbagai bidang termasuk energi, pendidikan dan pembangunan infrastruktur.
Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video tersebut menjadi gambar menggunakan Keyframe, menelusurinya pakai Yandex Image Search dan menuliskan kata kunci ekspor senjata ke Rusia.
Video 1
Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Rusia, Vladimir Putin terlihat pada awal video ini sedang mengadakan pertemuan membahas beberapa isu, termasuk kerja sama dibidang perdagangan, energi, pengembangan Batubara, pendidikan pelaksanaan proyek kereta api, hingga pendidikan.
Pertemuan bilateral antara Jokowi dengan Putin berlangsung di Bucherov Rucey, Sochi, Rusia pada Rabu, 18 Mei 2016, sebelum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Rusia SUMMIT digelar pada 19-20 Mei 2016.
Vladimir Putin dalam jumpa pers bersama dengan Joko Widodo mengatakan, Rusia dan Indonesia memiliki hubungan yang sudah terjalin lama dan erat serta asal usulnya adalah sahabat sejati Rusia, Presiden Indonesia Sukarno.
“Saya ingin mencatat Rusia dan Indonesia dihubungkan oleh hubungan yang sudah berlangsung lama dan dekat. Asal mereka adalah sahabat tulus negeri ini, Presiden Indonesia Soekarno,” kata Putin di kediamannya di Bucherov Rucey, Sochi, Rusia dikutip dari situs resmi Sekretariat Kabinet.
Video 2
Video menit ke-3:40 memperlihatkan tank boat Antasena. Pembuatan tank boat Antasena tersebut sudah dilakukan selama hampir satu tahun di PT Lundin Industry Invest yang bekerja sama dengan PT Pindad.
“Saya melihat kemajuan yang baik dari pembuatan Antasena selama setahun. Ini membuat bangsa kita bangga karena Indonesia sudah bisa membuat kapal yang bagus dan sudah mulai dipesan oleh negara lain. Ini menandakan produk kita sama dengan produk negara besar lainnya,” kata Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu saat berkunjung ke pabrik PT Lundin di Banyuwangi, Sabtu, 28 Juli 2018 dikutip situs Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.
Salah satu negara pemesannya pun tak main-main, yakni Rusia. Ia menjelaskan, Tank Boat Antasena nantinya akan dioperasikan di sungai-sungai besar seperti Kalimantan dan Papua. Direktur utama PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin, menjelaskan nama Antasena diberikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat berkunjung ke area pameran Pindad dalam Indo Defence 2016. Nama Antasena diambil oleh tokoh mitologi pewayangan yang mampu menyelam di air.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, klaim Rusia borong alutsista Indonesia untuk lawan Ukraina dan Amerika adalah keliru.
Pada Maret 2018, Rusia memang memesan tujuh kapal pabrikan Indonesia, namun tidak ada pernyataan bahwa kapal itu akan digunakan untuk melawan Ukraina dan Amerika Serikat. Kemudian pertemuan Joko Widodo dan Vladimir Putin dalam konten video itu tidak membahas soal pembelian senjata, tetapi membicarakan soal kerja sama di bidang energi dan pembangunan infrastruktur.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id