Keliru, Video dengan Klaim Pasukan Bersenjata Indonesia Menyerang Australia
Jumat, 3 Februari 2023 21:49 WIB
Video dengan narasi pasukan bersenjata Indonesia melancarkan 6 ribu serangan dalam satu jam ke kota Australia, dibagikan melalui kanal YouTube pada 8 Desember 2022.
Pengunggah konten tersebut menunjukkan beberapa video, termasuk ledakan bom, alat tempur tank, puing-puing bangunan yang rusak dan warga yang dievakuasi.
Narator video mengatakan, otoritas Australia mengklaim pasukan Indonesia melancarkan lebih dari 6 ribu serangan dalam waktu satu jam terhadap kota Sydney, Australia. Sejak diunggah pada 8 Desember 2022, video sudah ditonton 103 ribu kali. Namun, benarkah klaim pasukan bersenjata Indonesia lancarkan serangan ke Australia?
PEMERIKSAAN FAKTA
Hasil penelusuran Tempo menunjukkan video yang diunggah itu tidak ada kaitannya dengan klaim pasukan bersenjata Indonesia menyerang 6.000 kali ke Australia. Beberapa video justru menunjukkan situasi invasi Rusia ke Ukraina.
Untuk memverifikasi kebenaran klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video menjadi gambar menggunakan InVID dan menelusurinya pakai Yandex Image Search.
Video 1
Video pada detik ke-8 menunjukkan sebuah roket yang ditembakkan dan meledak di tengah pemukiman warga. Peristiwa tersebut terjadi pada 14 Maret 2022 di Ukraina bukan di Australia.
Potongan video ini sudah tayang di banyak media, termasuk Kompas TV pada 15 Maret 2022 berjudul “Momen Roket Rusia Menghantam Permukiman di Kyiv”. Kompas menjelaskan, serangan udara kembali menghantam pusat kota Kyiv di dekat Taman Kurenivskyi milik publik di ibu kota Ukraina. Satu orang dilaporkan meninggal dunia, serta enam lainnya terluka setelah serangan udara itu.
Walikota Kyiv, Vitali Klitschko, membagikan video lokasi pengeboman beberapa saat setelah serangan roket. Video tersebut tidak berisi indikasi bahwa kendaraan itu adalah sasaran militer yang sah. Klitschko, mantan petinju juara dunia, telah mendesak pemerintah barat untuk mendukung perjuangan Ukraina untuk kemerdekaan dan kebebasan dari penjajah Rusia.
Video 2
Pada menit ke-2:51, video berisi sejumlah tank yang meluncurkan roket. Tempo menemukan, ini adalah proses latihan militer gabungan angkatan bersenjata Rusia dan Belarusia di Brestsky dekat Brest, Belarusia pada 4 Februari 2022.
Dikutip dari Antara, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu meninjau latihan perang di Belarus barat pada Kamis, 3 Februari 2022. Ini merupakan bagian dari gelombang aktivitas militer di dekat Ukraina.
Dalam latihan ini, Rusia telah mengerahkan 30.000 tentara dan sejumlah peralatan tempur di Belarusia hingga 20 Februari 2022. Ini eskalasi pasukan Rusia terbesar sejak berakhirnya Perang Dingin.
Video 3
Pada kolase video berikutnya, terlihat beberapa orang sedang melakukan evakuasi di tengah puing-puing reruntuhan gedung.
Metrotvnews memberitakan bahwa tujuh roket Rusia yang menghantam sejumlah rumah di Kota Zaporizhzhia, Ukraina Selatan, mengakibatkan satu orang tewas dan lima lainnya luka-luka pada Kamis, 6 Oktober 2022.
Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Ukraina mengumumkan militer negara itu telah merebut kembali tiga desa lagi di salah satu wilayah yang menurut Rusia telah dikuasai kembali.
Gubernur Zaporizhzhia, Oleksandr Starukh menulis di saluran Telegram-nya, bahwa banyak orang diselamatkan dari gedung bertingkat yang terkena serangan rudal Rusia, termasuk seorang gadis berusia tiga tahun yang dibawa ke rumah sakit untuk perawatan karena mengalami luka.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, pasukan bersenjata Indonesia lancarkan serangan ke Australia, adalah keliru.
Video yang diunggah itu tidak ada kaitannya dengan klaim pasukan bersenjata Indonesia melakukan 6000 serangan ke Australia. Karena sebenarnya, di dalam konten video itu hanya terdapat potongan video perang Ukraina-Rusia, yang menyebabkan gedung-gedung hancur setelah terkena roket Rusia dan menelan korban jiwa. Kemudian menampilkan latihan bersama antara Rusia dengan Belarusia.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id