Keliru, Australia Kerahkan Ribuan Tentara ke Pulau Pasir Lakukan Serangan Balasan

Selasa, 20 Desember 2022 16:35 WIB

Keliru, Australia Kerahkan Ribuan Tentara ke Pulau Pasir Lakukan Serangan Balasan

Sebuah akun Facebook mengunggah video berjudul “Australia Kerahkan Ribuan Tentara ke Pulau Pasir, untuk Melakukan Serangan Balasan”.

Video ini menarasikan bahwa Australia mengerahkan tujuh batalion ke perbatasan Pulau Pasir untuk melakukan serangan balasan. Kedatangan militer Australia ini untuk mengambil alih pulau pasir yang telah dikuasai TNI. Terdapat pula narasi bahwa Joe Biden, Presiden Amerika Serikat angkat bicara terkait peristiwa ini.

Video ini diunggah tanggal 25 November 2022. Hingga tulisan ini dibuat, unggahan ini mendapatkan 916 komentar dan dibagikan 243 kali oleh pengguna Facebook. Namun benarkah video ini terkait ribuan tentara Australia ke Pulau Pasir untuk melakukan serangan balasan?

PEMERIKSAAN FAKTA

Advertising
Advertising

Berdasarkan penelusuran Tempo, tidak ada laporan resmi dari pemerintah Australia dan Indonesia yang menyebutkan pendudukan dan perebutan Pulau Pasir oleh militer Australia dan TNI. Fragmen gambar dalam video ini tidak berkaitan dengan peristiwa di Pulau Pasir. Fragmen dalam video ini merupakan kolase latihan militer yang melibatkan militer Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi potongan-potongan video ini dengan reverse image tool dengan Yandex, Google, maupun kata kunci di YouTube. Berikut ini fakta-fakta atas dua cuplikan video tersebut:

Video 1

Pada detik ke-0:33, fragmen video ini menampilkan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat yang sedang berbicara di dalam sebuah ruangan yang berisi sejumlah orang berseragam militer. Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini identik dengan tayangan ABC News di YouTube tanggal 26 Maret 2022.

Dilansir ABC, Presiden Joe Biden bertemu dengan tentara Amerika Serikat yang ditempatkan di Polandia dalam rangkaian kunjungan ke Eropa untuk bertemu pejabat NATO. Di hadapan para tentara, Joe Biden menyebut Putin sebagai penjahat perang.

Dilansir Reuters, Biden mendapat penjelasan tentang respons kemanusiaan yang dilakukan Militer Amerika Serikat untuk membantu warga sipil berlindung dari serangan Rusia di Ukraina dan untuk menangani arus pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina.

Video 2

Pada detik ke-0:50, fragmen video ini menampilkan formasi kapal perang yang berlayar dalam jumlah besar. Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini identik dengan unggahan YouTube Korea Defence Blog pada tanggal 24 April 2019. Dalam keterangan video tertulis “Marinir Republik Korea, Marinir AS, tentara Angkatan Darat Australia, dan tentara Angkatan Darat Selandia Baru berpartisipasi dalam latihan amfibi besar-besaran. Latihan ini bertajuk Exercise Ssangyong 2016”.

Hasil penelusuran Tempo menunjukkan, footage yang diunggah Korea Defence Blog bersumber dari Defence Visual Information Distribution Service (DVIDS) US Department of Defence. Dilansir DVIDS, berbagai kapal Amerika Serikat dan Republik Korea Selatan berkumpul di lepas pantai ROK untuk latihan Ssang Yong 16, tanggal 8 Maret 2016.

Dilansir situs U.S. Indo-Pacific Command, situs resmi militer Amerika Serikat, mengatakan Angkatan Laut dan Marinir AS dari Expeditionary Strike Group (ESG) 7 dan 3rd Marine Expeditionary Brigade (3D MEB), memulai latihan Ssang Yong 16 di Republik Korea (ROK) pada tanggal 9 Maret 2016.

Exercise Ssangyong 2016 merupakan latihan gabungan dua tahunan yang dilakukan oleh pasukan Angkatan Laut dan Korps Marinir dengan ROK untuk memperkuat interoperabilitas dan hubungan kerja di berbagai operasi militer mulai dari bantuan bencana hingga operasi ekspedisi yang kompleks.

Latihan Ssang Yong 2016 melibatkan sekitar 9.200 Marinir AS dan 3.100 personel Angkatan Laut AS, 4.500 Korps Marinir ROK, 3.000 angkatan laut ROK, 100 tentara Australia, dan 60 pasukan tentara Kerajaan Selandia Baru.

Video 3

Pada menit ke-2:38, video ini menampilkan fragmen gambar tank dengan aksara hangeul Korea. Apabila diterjemahkan ke dalam aksara latin berarti “marinir 724”. Berdasarkan penelusuran Tempo, video ini identik dengan unggahan Defence Visual Information Distribution Service (DVIDS) US Department of Defence.

Dilansir DVIDS, Marinir A.S dari Kompi Penghubung Senjata Angkatan Laut ke-5 dan ke-6, tergabung dalam Brigade Ekspedisi Marinir 3D, dan Tentara Kerajaan Selandia Baru dengan Batalyon Artileri ke-161, Resimen Lapangan ke-16 melakukan latihan pendaratan amfibi dengan Marinir Republik Korea selama latihan Ssang Yong 2016, pada tanggal 11 Maret 2016 di Pohang, Korea Selatan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video berjudul “Australia Kerahkan Ribuan Tentara ke Pulau Pasir, untuk Melakukan Serangan Balasan” adalah keliru.

Video tersebut merupakan kolase latihan tempur Ssangyong 2016 yang melibatkan 9.200 Marinir AS dan 3.100 personel Angkatan Laut AS, 4.500 Korps Marinir ROK, 3.000 angkatan laut ROK, 100 tentara Australia, dan 60 pasukan tentara Kerajaan Selandia Baru. Latihan gabungan ini berlangsung di Pohang, Korea Selatan.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id