Keliru, Klaim Rekaman Suara Teriakan Minta Tolong Brigadir J Saat Disiksa dan Dibantai Irjen Ferdy Sambo
Sabtu, 13 Agustus 2022 12:27 WIB
Rekaman suara yang memperdengarkan teriakan diikuti rintihan dan minta tolong beredar di aplikasi percakapan WhatsApp yang diklaim teriakan minta tolong Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) saat disiksa dan dibantai oleh Irjen Ferdy Sambo.
Berikut narasi lengkap rekaman suara berdurasi 13 detik tersebut:
“MERINDING…! BEREDAR REKAMAN SUARA TERIAKAN MINTA TOLONG BRIGADIR J SAAT DISIKSA DAN DIBANTAI OLEH IRJEN FERDY SAMBO!!!”
Apa benar ini rekaman suara teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo?
PEMERIKSAAN FAKTA
Rekaman suara teriakan diikuti rintihan dan permintaan tolong seorang pria dalam video di atas bukanlah rekaman suara Brigadir J. Rekaman suara yang identik telah beredar di internet sejak Desember 2020 saat kasus penembakan anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Desember 2020.
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo penelusuran jejak digital melalui mesin pencari Google dengan menggunakan kata kunci “teriakan minta tolong laskar FPI”.
Hasilnya, beberapa media kredibel pernah memberitakan kasus tersebut. Di antaranya, situs berita Merdeka.com pada 18 Desember 2020 dengan judul, “Terungkap Rekaman Rintihan Laskar FPI Sebelum Tewas: Tolong Pak, Sakit”.
Dalam artikelnya dijelaskan bahwa Sekretaris Umum sekaligus juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman, mengungkap fakta baru kasus penembakan terhadap 6 anggota laskar FPI, yang terjadi pada Senin (7/12) dini hari di Tol Cikampek. Melalui program acara Mata Najwa, Munarman secara eksklusif menunjukkan rekaman suara percakapan di detik-detik terakhir, para anggota laskar yang ada di lokasi kejadian.
Rekaman itu didapatkan melalui sambungan telepon conference para laskar yang melakukan pengawalan Pimpinan FPI Rizieq Syihab pada malam itu. Teleconference tersebut, menyambungkan para anggota laskar yang ada di 3 lokasi berbeda.
Dalam rekaman, terdengar suara tangisan seorang pria yang mengiba meminta tolong dan merintih kesakitan. Munarman memastikan, rekaman eksklusif yang didengarkan dalam program Mata Najwa Trans7 itu, merupakan suara asli dari anggota laskar FPI yang berada di Tol Cikampek.
Tempo kemudian menelusuri situs Narasi.tv yang memuat tayangan program Mata Najwa yang memperdengarkan rekaman suara tangisan minta tolong seorang pria yang disebut sebagai anggota laskar FPI, korban penembakan di Km 50 Tol Jakarta - Cikampek.
Video tersebut diunggah ke situs Narasi.tv pada 17 Desember 2020 dengan judul, “EKSKLUSIF: Kesaksian Laskar FPI dalam Rombongan Rizieq Syihab”.
Video yang identik juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Narasi Newsroom pada 20 Desember 2020 dengan judul, ”Silang Versi FPI-Polisi (FULL VERSION) | Mata Najwa”.
Dalam video program Mata Najwa itu memperdengarkan rekaman suara beberapa pria diikuti rintihan dan minta tolong, tepatnya pada menit 18:02 hingga menit ke 18:16.
Atmosfer, teriakan, rintihan, dan suara minta tolong yang diperdengarkan di program mata Najwa tersebut identik dengan rekaman suara yang diklaim sebagai rekaman suara teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, rekaman suara dengan klaim teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo, adalah keliru.
Rekaman suara tersebut telah beredar di internet sejak Desember 2020, jauh sebelum kasus penembakan Brigadir J.
Rekaman suara tersebut pernah diperdengarkan dalam program televisi Mata Najwa. Mantan Sekretaris Umum sekaligus juru bicara FPI, Munarman, memastikan bahwa rekaman suara tersebut merupakan suara asli dari anggota laskar FPI yang berada di lokasi penembakan, tepatnya di Km 50 Tol Jakarta - Cikampek pada Desember 2020.
TIM CEK FAKTA TEMPO
** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.