[Fakta atau Hoaks] Benarkah Hasil Riset di Indonesia Kurang Dimanfaatkan Sektor Industri?
Senin, 18 Maret 2019 07:13 WIB
Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno menjelaskan hasil riset di perguruan tinggi di Indonesia tidak digunakan dan menumpuk menjadi debu, yang seharusnya dimanfaatkan dunia industri.
“Bagi Prabowo Sandi kuncinya adalah di kolaborasi. Kami akan memastikan dunia usaha mendapat insentif jika mereka berinvestasi di research kalau baik fiskal maupun non fiskal juga para peneliti di universitas-universitas terbaik. Sekarang ini riset hasilnya hanya tidak digunakan malah menumpuk dan mengumpulkan debu.”
PEMERIKSAAN FAKTA
Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M) Ditjen Dikti, Suryo Hapsoro mengakui minimnya kerja sama antara perguruan tinggi dan industri. Hal ini disebabkan oleh masih sedikitnya jumlah riset yang mengarah ke bentuk paten dan diakui oleh dunia internasional. Ia memberi gambaran, hasil penelitian dalam bentuk artikel yang sudah masuk publikasi internasional masih sekitar 0,8 artikel per satu juta penduduk.
Menurut Suryo, jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan Malaysia dan Korea. “Di Malaysia, jumlah artikel publikasi internasional mencapai 2-3 artikel per satu juta penduduk, sedangkan Korea bisa mencapai lebih dari 13 artikel,” ujar Suryo dalam Workshop dan Mini Expo UGM Hi-Link Project Review, Selasa (4 Maret 2019) di Hotel Sheraton Yogyakarta.
“Selama ini riset perguruan tinggi sangat sedikit dimanfaatkan oleh industri karena kurangnya kerja sama antara universitas dan perguruan tinggi,” kata Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakata (LPPM) UGM, Danang Parikesit, dalam acara yang sama
KESIMPULAN
Berdasarkan bukti yang bisa diakses publik, pernyataan bahwa hasil riset kurang berkorelasi dengan kebutuhan industri adalah benar.