Sesat, Klaim Pemkot Pekanbaru Tarik Semua Vaksin Covid-19 dari RS karena Tidak Manjur
Kamis, 17 Juni 2021 11:31 WIB
Sebuah foto surat berkop "Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Pekanbaru" terkait perintah pengembalian vaksin Covid-19 beredar di Facebook. Menurut surat yang ditujukan kepada direktur-direktur rumah sakit di seluruh Pekanbaru itu, perintah tersebut dikeluarkan terkait dengan adanya evaluasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 oleh Pemkot Pekanbaru, Riau.
Surat ini pun dibubuhi dengan teks tambahan berwarna merah yang berbunyi: "Barangnya udah di suntikkan kok baru di evaluasi, bagi yang gak tahu ya jadi kelinci percobaan. yang kebal tidak seberapa berpengaruh bagi tubuhnya, yang gak kebal ya tahu sendirilah efeknya... ada yang ini ada yang itu, bahkan ada yang meninggal..."
Akun ini membagikan foto surat tersebut pada 11 Juni 2021. Akun itu menulis, “VAKSIN OH.... VAKSIN. Keampuhan vaksin masih tarik ulur, tapi rakyat dipaksa untuk vaksin. Negara sendiri sulit sebenarnya untuk menjamin ke saktian vaksin ini dalam menghadapi virus corona. Tapi rakyat dipaksa, bagi yang tidak mau di vaksin, jika rakyat berurusan dengan negara tidak dilayani.”
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media kredibel. Hasilnya, ditemukan informasi bahwa Pemkot Pekanbaru memang sempat menarik vaksin Covid-19 dari seluruh rumah sakit di wilayahnya. Namun, alasan penarikan vaksin Covid-19 tersebut bukan karena tidak ampuh, melainkan untuk mencocokkan data vaksin di rumah sakit dengan jumlah persediaan vaksin.
Dilansir dari Kompas.com, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Arnaldo Eka Putra mengatakan pihaknya menarik vaksin Covid-19 di semua rumah sakit pada 8 Juni 2021. "Sudah kita tarik semua vaksin di 28 rumah sakit. Totalnya ada 916 vial vaksin Covid-19," ujar Arnaldo pada 10 Juni 2021. Artinya, terdapat 6.190 dosis vaksin yang ditarik sementara.
Menurut Arnaldo, vaksin yang terdapat di rumah-rumah sakit di Pekanbaru ditarik karena adanya evaluasi pelaksanaan vaksinasi. "Penarikan dosis vaksin karena terdapat data yang tidak cocok. Kita menemukan data vaksin di rumah sakit yang tidak sesuai dengan jumlah persediaan dosis vaksin," ujarnya.
Data jumlah vaksin, kata dia, seharusnya terdapat dalam Sistem Monitoring Imunisasi Logistik secara Elektronik (SMILE). "Yang jadi persoalan, vaksin disuntikan, tapi tidak cocok dengan data P-care," ujarnya. Arnaldo mengatakan pihak rumah sakit mestinya memasukkan data warga yang sudah suntik vaksin dalam data P-Care. Data ini kemudian masuk dalam sistem komputer.
Penjelasan Arnaldo terkait penarikan vaksin Covid-19 itu juga diberitakan oleh Hallo Riau. Menurut dia, kebijakan tersebut diambil setelah adanya evaluasi pelaksanaan vaksin Covid-19 oleh Pemkot Pekanbaru. Rumah-rumah sakit sebagai pelaksana vaksinasi Covid-19 dinilai tidak melakukan proses pendataan dengan baik.
"Masyarakat di Pekanbaru yang sudah mendapat vaksin Covid-19 mencapai 260 ribu orang. Banyak dari masyarakat baru mendapat vaksin dosis pertama. Mereka yang mendapat suntikan vaksin pertama berkisar 180 ribu orang. Lalu yang mendapat vaksin kedua berkisar 80 ribu orang. Kan jumlahnya banyak, tapi datanya tidak tercatat dengan baik di rumah sakit," ujar Arnaldo.
Menurut Arnaldo, ada ketidaksesuaian antara data pasokan vaksin di rumah sakit dan jumlah penerima vaksin. Dirinya pun kerap mendapat teguran dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Mereka mempertanyakan data vaksin yang berserakan. "Maka, kita ambil sikap tegas ke rumah sakit. Kita tarik dulu dosis vaksin di rumah sakit," tuturnya.
Dilansir dari Detik.com, Dinas Kesehatan Pekanbaru kembali mendistribusikan vaksin Covid-19 yang sempat ditarik dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan pada 10 Juni 2021. "Kemarin vaksin ditarik karena dievaluasi agar data distribusi ada, khususnya dari dinas kesehatan ke rumah sakit," kata juru bicara Satgas Covid-19 Pekanbaru, Ingot Hutasuhut.
Ingot mengatakan ada banyak masalah yang terjadi saat pendistribusian vaksin sebelumnya. Dia menyebut ada vaksin yang sudah disuntikkan, tapi tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan Pekanbaru. "Itu kemarin ada bermacam masalah dan menyebabkan keterlambatan laporannya. Ada sudah divaksin, karena jaringan tidak ter-input. Itu yang kita evaluasi semuanya," kata Ingot.
Evaluasi soal distribusi vaksin ini dilakukan selama dua hari. Setelah evaluasi tuntas, Dinas Kesehatan Pekanbaru kembali mendistribusikan vaksin ke fasilitas kesehatan untuk disuntikkan ke masyarakat. "Hari ini, semua sudah dipersilakan untuk mengambil kembali. Intinya kemarin itu untuk evaluasi saja, kita data ulang untuk laporan karena ini berkaitan dengan pusat, pemerintah pusat minta laporan," katanya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta tempo, klaim bahwa Pemkot Pekanbaru menarik semua vaksin Covid-19 dari rumah sakit karena tidak manjur, menyesatkan. Pada 8 Juni 2021, Pemkot Pekanbaru memang sempat menarik seluruh vaksin Covid-19 dari rumah-rumah sakit di wilayahnya. Namun, kebijakan itu diambil karena adanya ketidaksesuaian antara data vaksin di rumah sakit dan jumlah persediaan vaksin.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id