Keliru, Klaim Ini Foto-foto Jenazah Awak KRI Nanggala yang Terdampar di Madura
Jumat, 30 April 2021 20:29 WIB
Foto-foto yang memperlihatkan satu mayat yang terdampar di pantai beredar di Facebook. Foto-foto itu diklaim sebagai foto jenazah salah satu awak KRI Nanggala 402 yang terdampar di Madura. Foto-foto tersebut beredar setelah, pada 21 April 2021 lalu, kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) itu tenggelam dalam latihan tempur di perairan Bali.
Akun ini membagikan foto-foto tersebut pada 27 April 2021. Akun itu pun menulis, “Ditemukan mayat terdampar di perairan selatan Pulau Mandangin, yang identitasnya masih belum jelas tetapi jika dilihat dari pakaian yang dikenakan seperti korban awak kapal NANGGALA 402, mari bantu sebarkan agar mayat segera dievakuasi.”
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto-foto tersebut dengan reverse image tool Source dan Google. Hasilnya, ditemukan bahwa foto-foto itu pernah dimuat oleh sejumlah situs media. Menurut laporan situs-situs tersebut, mayat itu memang ditemukan di pinggir pantai Pulau Mandangin, Sampang, Madura, pada 27 April 2021.
Namun, hasil otopsi menunjukkan mayat itu diperkirakan berusia 60 tahun dan telah meninggal selama 16 hari. KRI Nanggala 402 sendiri tenggelam pada 21 April 2021, atau enam hari sebelum mayat itu ditemukan. Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono juga telah memastikan tidak ada awak KRI Nanggala 402 yang berusia 60 tahun ke atas.
Salah satu foto yang identik pernah dimuat oleh situs kantor berita Radio Republik Indonesia, Rri.co.id, pada 28 April 2021 dalam artikelnya yang berjudul “Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Pulau Mandangin”. Menurut artikel itu, mayat berjenis kelamin laki-laki dalam foto itu ditemukan di pantai Pulau Mandangin, Sampang, Madura, pada 27 April 2021.
Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Pulau Mandangin, Zaini, membenarkan penempuan mayat tersebut dan menyatakan bahwa mayat itu masih akan dilakukan visum di lokasi. “Iya benar di Pulau Mandangin ditemukan satu mayat dengan kondisi tubuh yang sudah hancur, tepatnya di pinggir pantai,” katanya. Menurut dia, mayat itu diduga berjenis kelamin laki-laki.
Foto yang identik lainnya juga pernah dimuat oleh situs media lokal Koranmadura.com pada 27 April 2021 dalam artikelnya yang berjudul “Sesosok Mayat dengan Kondisi Tak Utuh Ditemukan di Pantai Pulau Mandangin”. Dalam artikel ini, Shadiqin, warga Mandangin, menuturkan mayat dengan kondisi yang sudah tidak utuh lagi itu ditemukan oleh seorang warga di pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, di pinggir pantai di Dusun Candin, Pulau Mandangin.
Menurut laporan Advokasi.co, warga Dusun Candin yang menemukan mayat itu bernama Damhuji, 40 tahun. Saat memancing sekitar pukul 10.00 WIB, ia melihat sesosok mayat yang mengapung di laut. Damhuji pun kembali ke pantai untuk mengambil perahu yang lebih besar, sekaligus mengajak dua warga lainnya untuk membawa mayat tersebut ke darat. Saat ditemukan, tidak terdapat kartu identitas di pakaian mayat itu. Oleh polisi, mayat ini dibawa ke RSUD dr. Mohammad Zyn untuk diotopsi.
Dilansir dari Beritajatim.com, hasil otopsi menunjukkan mayat tanpa identitas yang terdampar di pantai Pulau Mandangin pada 27 April 2021 tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan organ tubuh yang sudah tidak lengkap. Mayat ini memiliki tinggi 156 centimeter, diperkirakan berusia 60 tahun, dan telah meninggal 16 hari yang lalu. Mayat itu juga memakai kaos berwarna putih terbalik yang bertuliskan "Margi Budi Harto Partai Perindo".
Tempo kemudian menghubungi Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono untuk menanyakan usia para awak KRI Nanggala 402. Julius memastikan bahwa tidak awak KRI Nanggal yang berusia 60 tahun ke atas. “Tidak ada (awak) usia 60 tahun, pasti sudah pensiun,” kata Julius saat dihubungi pada 30 April 2021. Agar terhindar dari hoaks tentang KRI Nanggala, Julius menyarankan publik untuk mengikuti informasi terbaru di situs resmi TNI AL.
Evakuasi KRI Nanggala 402
Hingga artikel ini dimuat, TNI AL dan tim evakuasi belum melaporkan temuan jenazah awak kapal selam KRI Nanggala. Pada 25 April 2021, Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bakal mengupayakan pengangkatan badan KRI Nanggala. "Kami akan koordinasikan dengan pihak terkait, khususnya International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (Ismerlo)."
Kerja sama dengan Ismerlo disebut sangat diperlukan karena lokasi tenggelamnya kapal selam itu berada di kedalaman 838 meter. Butuh upaya dan fasilitas yang jauh lebih maju untuk mengangkat kapal dari laut dalam seperti itu. Yudo berkomitmen mengangkat kapal ini. Keinginan mengangkat badan kapal selam itu juga muncul dari keluarga besar Korps Hiu Kencana, satuan kapal selam TNI AL.
Tawaran bantuan dari negara-negara yang tergabung dalam Ismerlo sebenarnya juga telah ada. Namun, Yudo mengatakan pengajuan bantuan merupakan keputusan pemerintah dan harus mendapat persetujuan dari petinggi negara. "Saya akan mengajukan kepada Panglima TNI dan nanti akan berjenjang ke atas dan tentunya sudah ada keputusan kita akan angkat kapal itu," kata Yudo.
Pada 27 April 2021, seperti dikutip dari Kompas.com, Yudo mengatakan bahwa TNI AL akan menggandeng Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam evakuasi badan KRI Nanggala yang tenggelam di kedalaman 838 meter. Menurut dia, kapal SKK Migas memiliki kemampuan mengevakuasi di kedalaman tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto-foto tersebut adalah foto jenazah salah satu awak KRI Nanggala 402 yang terdampar di Madura, keliru. Foto itu memang menunjukkan sesosok mayat yang ditemukan di Pulau Mandangin, Sampang, Madura, pada 27 April 2021. Namun, hasil otopsi menunjukkan mayat itu diperkirakan berusia 60 tahun dan telah meninggal selama 16 hari (sekitar 11 April 2021). KRI Nanggala sendiri tenggelam pada 21 April 2021, atau enam hari sebelum mayat itu ditemukan. Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono juga telah memastikan tidak ada awak KRI Nanggala yang berusia 60 tahun ke atas.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id