Sesat, Klaim Ini Video Eksekusi Mati Para Koruptor di Cina
Kamis, 31 Desember 2020 12:03 WIB
Sebuah video yang diklaim sebagai video eksekusi mati para koruptor di Cina beredar di media sosial. Video tersebut memperlihatkan sejumlah orang yang sedang digiring oleh polisi berseragam hitam dari dalam sebuah bangunan ke lokasi eksekusi di sebuah halaman. Selanjutnya, setelah terdengar suara aba-aba, para polisi menembak orang-orang itu.
Dalam video ini, terdapat pula tulisan yang berbunyi: "Ini lah para koruptor2 di CINA. Tembak MATI koruptor di CINA. Kapan indonesia juga begini. Semua koruptor tembak mati. Agar ada efek jera pd yg lain. Koruptor harus di bunuh. Jangan di hukum. KORUPTOR TEMBAK MATI. INDONESIA KAPAN? Korupror makan uang rakyat. KORUPTOR GAK PUNYA MALU."
Di Facebook, video berdurasi 1 menit 12 detik tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Rudi Hartono, tepatnya pada 27 Desember 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan itu telah mendapatkan lebih dari 300 reaksi dan 90 komentar serta dibagikan sebanyak 379 kali.
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video di atas menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID. Selanjutnya, gambar-gambar itu ditelusuri dengan reverse image tool Source, Yandex, dan Google. Hasilnya, ditemukan bahwa orang-orang yang dieksekusi mati dalam video tersebut bukanlah terpidana korupsi.
Video yang identik dengan durasi yang lebih panjang dan kualitas gambar yang lebih baik pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Malaikat Maut pada 12 Mei 2020. Video itu diberi judul dalam bahasa Cina dan Inggris yang jika diterjemahkan berarti "Tempat eksekusi Cina Hukuman mati dan eksekusi penembakan Cina pada 2005".
Video tersebut juga pernah diunggah oleh kanal Hello Telegram pada 12 Juni 2020 dengan judul berbahasa Inggris dan Cina yang jika diterjemahkan berarti “Di dalam arena tembak Cina (bocor 2005) | hukuman mati di CN | Cina 2005 Sebuah film dokumenter tentang terpidana mati yang direkam pada 2005 baru-baru ini beredar”.
Gambar tangkapan layar salah satu cuplikan dalam video itu pun pernah dimuat oleh situs media Jepang, Tocana, pada 18 Juni 2020. Menurut situs ini, video tersebut diambil di Cina pada 2005. Video ini merupakan film dokumenter tentang seorang perempuan yang membunuh suaminya, yang dijatuhi hukuman mati dengan ditembak.
Berita tentang video ini juga pernah dimuat oleh situs media Taiwan, Liberty Times, pada 12 Juni 2020. Menurut laporan Liberty Times, video itu memperlihatkan perempuan Cina yang merupakan seorang terpidana mati yang menerima wawancara eksklusif sebelum dieksekusi. Dia dijatuhi hukuman mati oleh hakim karena membunuh suaminya.
Setelah berbicara ke kamera, perempuan itu dibawa petugas untuk mengkonfirmasi kejahatannya dan memeriksa apakah hukumannya telah sesuai dengan prosedur hukum Cina. Setelah memastikan bahwa itu benar, dia menandatangani dokumen, dan petugas membawa perempuan tersebut untuk diikat bersama narapidana mati lainnya.
Namun, di depan kamera, perempuan itu meyakini bahwa dia tidak bisa dieksekusi karena kejahatannya. "Tapi saya telah mencapai titik ini. Apa gunanya mengatakan sesuatu?" ujarnya. Ia juga mengaku tidak menyesali perbuatannya. "Ingin mendengar kebenaran? Cina bukanlah negara yang diatur oleh hukum, tapi negara yang diatur oleh manusia!"
Hukuman bagi koruptor di Cina
Berdasarkan arsip berita Tempo pada 13 Desember 2019, terdapat beberapa negara yang memberlakukan hukuman mati bagi koruptor atau kasus penyuapan lain. Dilansir dari Rappler, yang mengutip laporan Death Penalty Database of the Cornell Center on Death Penalty Worldwide, beberapa negara yang menerapkan hukuman tersebut adalah Cina, Korea Utara, Irak, Iran, Thailand, Laos, Vietnam, Myanmar, Maroko, dan Indonesia.
Cina masuk dalam daftar tiga negara teratas yang telah melakukan eksekusi pada 2015, bersama Iran dan Pakistan. Namun, eksekusi itu dianggap sangat rahasia, sehingga sulit untuk menghitung jumlahnya. Tahanan dilaporkan tidak akan menunggu lama untuk menjalani hukuman mati, dieksekusi segera atau diberi waktu dua tahun penjara sebelum dieksekusi.
Pemerintah Cina mengeksekusi mereka karena tindakannya merupakan kejahatan ekonomi dan politik. Pada 2011, Cina menjatuhkan hukuman mati kepada Xu Maiyong, mantan Wakil Wali Kota Hangzhou, dan Jiang Renjie, mantan Wakil Wali Kota Suzhou. Para pejabat itu dinyatakan bersalah melakukan suap sebesar US$ 50 juta atau Rp 700 miliar.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas merupakan video eksekusi mati para koruptor di Cina, menyesatkan. Video tersebut merupakan video yang menyorot seorang perempuan Cina yang menjadi terpidana mati karena membunuh suaminya. Ia dieksekusi mati bersama tujuh narapidana lainnya.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id