Tidak Benar Putar Video Berjudul India is Doing It Sebabkan Ponsel Diretas
Jumat, 13 November 2020 12:52 WIB
KLAIM
Pesan berantai yang berisi klaim tentang video yang berjudul “India Is Doing It” beredar di Facebook. Menurut klaim itu, video tersebut menunjukkan grafik kasus Covid-19 di India yang sudah mendatar. Klaim ini pun menyebut, jika seseorang memutar video itu, ponselnya akan diretas dalam waktu 10 detik.
Salah satu akun yang membagikan pesan berantai itu adalah akun Paduka Bahtera Paduka, tepatnya pada 27 Oktober 2020. Pesan ini berbunyi: "Kasih tau ya lain2 nya Jika menerima video di WA yg berjudul *India is doing it*, yg menunjukkan bgmn grafik covid-19 di India sudah mendatar, *jangan dibuka, itu akan nge hack hp mu dlm 10 detik dan tak akan dapat dihentikan.*"
PEMERIKSAAN FAKTA
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri berita terkait dengan memasukkan kata kunci “video India is Doing It” di mesin pencarian Google. Hasilnya, ditemukan fakta bahwa pesan berantai terkait video itu merupakan hoaks dan telah beredar sebelumnya di sejumlah negara.
Pesan berantai serupa, namun dengan judul video yang berbeda, yakni "Argentina is Doing It", pernah beredar di India pada pertengahan Juli 2020. Organisasi cek fakta India, Boom Live, telah memverifikasi pesan itu pada 17 Juli 2020 dan menyatakannya keliru.
Menurut Boom Live, pesan berantai itu memiliki pola yang sama dengan hoaks-hoaks yang kerap beredar di WhatsApp. Contohnya, pesan "Sonia disowns Rahul" yang viral di India pada April 2017. Pesan ini berisi klaim keliru bahwa memutar video dengan judul tersebut akan membuat ponsel terserang virus dan terformat dengan sendirinya. Selain itu, terdapat permintaan kepada orang-orang untuk menyebarkan pesan tersebut.
Menurut verifikasi organisasi cek fakta Argentina, Chequeado, pesan berantai soal video "Argentina is Doing It" pertama kali beredar pada akhir April 2020. Namun, pesan itu keliru. Tidak ada catatan bahwa ponsel dengan sistem operasi yang berbeda dapat diretas dalam waktu yang bersamaan karena adanya video.
Selain itu, menurut jaksa dari Unit Fiskal Khusus Kejahatan Dunia Maya Argentina, Horacio Azzolin, tidak ada laporan atau indikasi terkait manuver serupa. Dia menjelaskan, meskipun terdapat program tersembunyi yang berbahaya dalam file video, program itu dirancang hanya untuk satu sistem operasi tertentu, tidak untuk semuanya dalam waktu yang sama.
Claudio Caracciolo, kepala keamanan siber ElevenPaths, salah satu unit di Telefonica Movistar, juga menyatakan, "Sampai saat ini, tidak ada laporan terkait kerentanan WhatsApp yang disebabkan oleh video. Tahun lalu, ada laporan kerentanan yang memungkinkan perangkat diretas lewat file GIF, tapi itu telah diperbaiki dan tidak ada laporan baru."
Caracciolo menambahkan klaim bahwa "peretasan terjadi dalam waktu 10 detik sejak video itu diputar" tidak masuk akal. Pasalnya, menurut dia, program yang berbahaya, ketika membobol ponsel secara otomatis, akan melakukannya secara instan, atau saat itu juga.
Organisasi cek fakta Inggris, Full Fact, pun telah memeriksa pesan berantai terkait video "India is Doing It" tersebut. Menurut mereka, pesan itu adalah tipuan. "Kami tidak melihat bukti bahwa video itu nyata, atau adanya korban peretasan ini," demikian penjelasan Full Fact.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa memutar video berjudul “India is Doing It” dapat menyebabkan ponsel diretas, keliru. Pesan berantai yang memuat klaim serupa telah beredar sejak Juli 2020. Hingga kini, tidak ada laporan masyarakat terkait peretasan ponsel akibat memutar video tersebut. Selain itu, tidak ada catatan bahwa ponsel dengan sistem operasi yang berbeda dapat diretas dalam waktu yang bersamaan karena adanya video.
ZAINAL ISHAQ
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id